Hukum Archimedes
Seorang
ahli Fisika yang bernama Archimedes mempelajari hal ini dengan cara memasukkan
dirinya pada bak mandi. Ternyata, ia memperoleh hasil yang sama dengan hasil
percobaanmu, yakni beratnya menjadi lebih ringan ketika di dalam air. Gaya ini
disebut gaya apung atau gaya ke atas (FA). Apabila kamu lihat hasil
percobaanmu, ternyata gaya apung sama dengan berat benda di udara dikurangi dengan
berat benda di dalam air.
FA=
wu–wa
|
dengan: FA = gaya
apung atau gaya ke atas (N)
wu
= gaya berat benda di udara (N)
wa
= gaya berat benda di dalam air (N)
Besarnya
gaya apung ini bergantung pada banyaknya air yang didesak oleh benda tersebut.
Semakin besar air yang didesak maka semakin besar pula gaya apungnya. Hasil
penemuannya dikenal dengan Hukum Archimedes yang menyatakan bahwa:
“apabila
suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair, baik sebagian atau seluruhnya, benda
akan mendapat gaya apung (gaya ke atas) yang besarnya sama dengan berat zat
cair yang didesaknya (dipindahkan) oleh benda tersebut. Secara matematis
ditulis sebagai berikut”
FA =
wf
Karena
wf = mf g
dan
mf = ρf
V
maka
wf
= ρf Vg
|
dengan:
FA = gaya apung (N)
ρf = massa jenis zat cair (kg/m3).
Contoh
Sebuah bola pejal ditimbang di udara, beratnya 50 N. Ketika bola tersebut
ditimbang di dalam air, beratnya menjadi 45 N. Berapa gaya ke atas yang
diterima benda tersebut dan volume benda pejal tersebut?
Jawab:
Berat
bola di udara = 50 N
Berat
bola di dalam air = 45 N
Berarti,
air memberikan gaya apung sebesar:
F
= wdi udara – wair = 50 N – 45 N = 5 N
Jadi,
besar gaya apung yang dialami benda itu adalah 5 N.
F
= v · ρc · g
5
= v · 1000 · 10
v
= 5/10000 =
0,0005 m3
Jadi,
volume benda pejal tersebut adalah 0,0005 m3.
Dengan
menggunakan konsep gaya Archimedes, kedudukan suatu benda dalam zat alir
dibedakan menjadi 3, yaitu mengapung, melayang, dan tenggelam.
a.
Mengapung
Suatu
benda dikatakan mengapung jika besar gaya ke atas atau gaya Archimedesnya lebih
besar dibanding gaya ke bawahnya (gaya beratnya). Secara metematis dapat
dinyatakan:
Fa
> w
|
b.
Melayang
Suatu
benda dikatakan melayang atau terbang jika besar gaya ke atas (gaya Archimedes)
sama dengan gaya ke bawah (gaya berat) benda tersebut. Secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut.
Fa
= w
|
c.
Tenggelam
Suatu
benda dikatakan tenggelam jika besar gaya ke atas (gaya Archimedes) lebih kecil
daripada gaya ke bawahnya (gaya beratnya). Secara matematis dirumuskan sebagai
berikut.
Fa
< w
|
Konsep Benda
Terapung, Melayang, dan Tenggelam dalam Teknologi
a. Kapal
Laut
Di awal
pembahasan Hukum Archimedes telah sedikit disinggung mengapa kapal laut dapat mengapung
di air. Badan kapal laut mempunyai rongga udara. Karena rongga udara ini,
volume air laut yang dipindahkan oleh kapal tersebut cukup besar sehingga
sesuai prinsip Archimedes, kapal laut mendapatkan gaya apung yang cukup besar
untuk menahan bobot kapal sehingga kapal dapat mengapung di permukaan air.
b. Kapal selam
Bentuk
badan kapal selam dirancang agar dapat mengapung, melayang, dan tenggelam dalam
air. Selain itu, dirancang untuk dapat menahan tekanan air di kedalaman laut.
Perhatikan
Gambar disamping, ketika kapal selam sedang mengapung, melayang, dan tenggelam!
Badan
kapal selam mempunyai rongga udara yang berfungsi sebagai tempat masuk dan
keluarnya air atau udara. Rongga ini terletak di lambung kapal. Rongga tersebut
dilengkapi dengan katup pada bagian atas dan bawahnya. Ketika mengapung, rongga
terisi dengan udara sehingga volume air yang dipindahkan sama dengan berat
kapal. Sesuai dengan prinsip Archimedes, kapal selam akan mengapung. Ketika
rongga katup atas dan katup bawah pada rongga kapal selam dibuka, maka udara
dalam rongga keluar atau air masuk mengisi rongga tersebut. Akibatnya, kapal
mulai tenggelam. Katup akan ditutup jika kapal selam telah mencapai kedalaman
yang diinginkan. Dalam keadaan ini, kapal selam dalam keadaan melayang. Jika
katup udara pada rongga dibuka kembali maka volume air dalam rongga akan bertambah
sehingga kapal selam akan tenggelam
c. Jembatan
Ponton
Peristiwa
mengapung suatu benda karena memiliki rongga udara dimanfaatkan untuk membuat
jembatan yang terbuat dari drum-drum berongga yang dijajarkan melintang aliran
sungai. Volume air yang dipindahkan menghasilkan gaya apung yang mampu menahan
berat drum itu sendiri dan benda-benda yang melintas di atasnya. Setiap drum
penyusun jembatan ini harus tertutup agar air tidak dapat masuk ke dalamnya.
"Jangan Lupa Komentar"
0 Response to "Hukum Archimedes"
Post a Comment