Makalah Pengantar Pendidikan: Belajar, Pengajaran, dan Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengertian belajar, yaitu perubahan perlaku sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Namun pada pembahasan ini, masalah belajar tidak lagi
dijelaskan secara rinci, melainkan hanya pengertian mengajar dan pengajaran, dan pembelajran.
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar.
Belajar, mengajar
dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau
tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain.. Kalau
aktivitas belajar adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa, sedangkan
aktivitas mengajar dilakukan oleh guru sebagai pengajar dan pendidik di kelas. Mengajar juga dapat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan
oleh guru untuk mentransfer IPTEKS kepada peserta didik (Nasution, 1987).
Pengajaran
adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar,
segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa
yang dialami atau dilihatnya). (Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997).
Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan
kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar.
Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara
guru dan siswa.
B. RUMUSAN MASLAH
- Apakah
yang dimaksud belajar, pengajaran dan pembelajaran?
- Bagai manakah menurut pendapat para ahli?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
BELAJAR
1.Pengertian
belajar menurut kamus bahasa Indonesia :
Belajar
adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku
atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
2.Pengertian
belajar menurut beberapa ahli :
a. Menurut
james O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta;
1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman.
b. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
c. Cronchbach
(Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar
adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman.
d. Howard
L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
praktek atau latihan.
e. Drs.
Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
f. (Djamarah,
Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
g. R.
Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) hal 22.
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku
h. Herbart
(swiss) Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan
pengalamn yang sebanyak-banyaknya dengan melalui hafalan
i. Robert
M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa: Learning
is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time,
and which is not simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan
yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus,
bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa
belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan
keduanya saling berinteraksi.
j. Lester
D. Crow and Alice Crow (WWW. Google.com) Belajar adalah acuquisition of habits,
knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh
kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap.
k. Ngalim
Purwanto (1992) (WWW. Google.com) Belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu latihan atau
pengalaman.
3.
Ciri-ciri Belajar
Ciri-ciri
belajar adalah sebagai berikut :
a. Adanya
kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
b. Perubahan
itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
c. Perubahan
itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi
akibat interaksi dengan lingkungan.
d. Perubahan
tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena
kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Berikut beberapa faktor pendorong
mengapa manusia memiliki keinginan untuk belajar:
a. Adanya
dorongan rasa ingin tahu
b. Adanya
keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan zaman
dan lingkungan sekitarnya.
c. Mengutip
dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia didasari atas
kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.
d. Untuk
melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya.
e. Agar
mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
f. Untuk
meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.
g. Untuk
mencapai cita-cita yang diinginkan.
h.
Untuk mengisi waktu
luang.
4.
Jenis-jenis belajar
menurut para ahli
1.
Menurut robert m. Gagne
Manusia memilki
beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu banyak
tipre-tipe belajar yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada delapan tipe
belajar :
a. Belajar
isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi sepontan
manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon.dalam konteks
inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan
isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian
diturunkan.
b. Belajar
stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap
stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement)
sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping). Contohnya yaitu seorang guru
memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang kemudian
ditanggapi oleh muridnya. Guru member pertanyaan kemudian murid menjawab.
c. Belajar
merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membuat
gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam
urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari awal
membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.
d. Belajar
asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan belajar menghubungkan
suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian dan
merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu Membuat
langkah kerja dari suatu praktek dengan bntuan alat atau objek tertentu.
Membuat prosedur dari praktek kayu.
e. Belajar
membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang
berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang
guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang
mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian
dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka
ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.
f. Belajar
konsep (concept learning). Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau menempatkan
obyek-obyek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep :
satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah
prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami prosedur praktek uji
bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah mekanika teknik.
g. Belajar
dalil (rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk menghasilkan
aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan
antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang
guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak
mengulangi kesalahannya.
h. Belajar
memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar yang
menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk
kaedah yang lebih tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru
memberikan kasus atau permasalahan kepada siswa-siswanya untuk memancing otak
mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari masalah tersebut.
Selain delapan
jenis belajar, Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya
sistematika tersebut mengelompokkan hasil-hasil belajar yang mempunyai
ciri-ciri sama dalam satu katagori. Kelima hal tersebut adalah :
a. keterampilan
intelektual : kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya
dengan menggunakan symbol huruf, angka, kata atau gambar.
b. informasi
verbal : seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau suatu
peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara menggambar.
c. strategi
kognitif : kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri,
mengingat dan berfikir.
d. keterampilan
motorik : seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam urutan
tertentu (organized motor act). Ciri khasnya adalah otomatisme yaitu gerakan
berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan luwes.
e. sikap
keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan
dalam bertindak.
2.
Menurut Bloom
Benyamin
S. Bloom (1956) adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus
konseptaksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokkan tujuan
berdasarkan domain atau kawasan belajar. Menurut Bloom ada tiga dmain belajar
yaitu :
a.
Cognitive
Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
intelektual atau secara logis yang bias diukur dengan pikiran atau nalar.
Kawasan ini tediri dari:
1.
Pengetahuan (Knowledge).
2.
Pemahaman (Comprehension).
3.
Penerapan (Aplication)
4.
Penguraian (Analysis).
5.
Memadukan (Synthesis).
6.
Penilaian (Evaluation).
b.
Affective
Domain (Kawasan afektif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan
sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:
1.
Penerimaan (receiving/attending).
2.
Sambutan (responding).
3.
Penilaian (valuing).
4.
Pengorganisasian
(organization).
5.
Karakterisasi
(characterization)
c.
Psychomotor
Domain (Kawasan psikomotorik). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular
system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari:
1.
Kesiapan (set)
2.
Meniru (imitation)
3.
Membiasakan (habitual)
4. Adaptasi (adaption)
3. Penggabungan Dari
Tiga Ahli (A. De Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren)
a.
Belajar
arti kata-kata. Belajar arti kata-kata maksudnya
adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang
digunakan.
b.
Belajar
Kognitif. Tak dapat disangkal bahwa belajar
kognitif bersentuhan dengan masalah mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan
dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang merupakan
sesuatu bersifat mental.
c.
Belajar
Menghafal. Menghafal adalah suatu aktivitas
menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat
diproduksikan {diingat} kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli,
dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat
diingat kembali kealam dasar.
d.
Belajar
Teoritis. Bentuk belajar ini bertujuan untuk
menempatkan semua data dan fakta {pengetahuan} dalam suatu kerangka organisasi
mental, sehingga dapat difahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti
terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah.
e.
Belajar
Konsep. Konsep atau pengertian adalah satuan
arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama, orang
yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang
dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
f.
Belajar
Kaidah. Belajar kaidah {rule} termasuk dari
jenis belajar kemahiran intelektual {intellectual skill}, yang dikemukakan oleh
Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama
lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan suatu keteraturan.
g.
Belajar
Berpikir. Dalam belajar ini, orang dihadapkan
pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan
reorganisasi dalam pengamatan.masalah harus dipecahkan melalui operasi mental,
khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu.
Konsep Dewey tentang berpikir menjadi dasar untuk pemecahan masalah
adalah sebagai berikut:
a.
Adanya kesulitan yang dirasakan
dan kesadaran akan adanya masalah.
b.
Masalah itu diperjelas dan
dibatasi.
c.
Mencari informasi atau data dan
kemudian data itu diorganisasikan.
d.
Mencari hubungan-hubungan untuk
merumuskan hipotesis-hipotesis, kemudian hipotesis-hipotesis itu dinilai,
diuji, agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
e. Penerapan pemecahan terhadap
masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sabagai pengujian kebenaran pemecahan
tersebut untuk dapat sampai pada kesimpulan.
Menurut Dewey,
langkah-langkah dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut.
a.
Kesadaran akan adanya masalah.
b.
Merumuskan masalah.
c.
Mencari data dan merumuskan
hipotesis-hipotesis.
d.
Menguji hipotesis-hipotesis
itu.
e.
Menerima hipotesis yang benar.
5.
Menurut UNESCO
UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis
belajar yang dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar ( A. Suhaenah
Suparno, 2000 ) :
1. Learning to know. Pada Learning to know
ini terkandung makna bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek : apa yang
dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
2. Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan
dunia kerja, membantu seseorang mampu mempersiapkan diri untuk bekerja atau
mencari nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan perkembangan ketrampilan untuk
yang berhubungan dengan dunia kerja.
3. Learning to live together. Belajar ini
ditekankan seseorang/pihak yang belajar mampu hidup bersama, dengan memahami
orang lain, sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang lain
secara harmonis.
4. Learning to be. Belajar ini ditekankan
pada pengembangan potensi insani secara maksimal. Setiap individu didorong
untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan learning to be seseorang
akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan kelemahanya dengan
kompetensi-kompetensinya akan membangun pribadi secara utuh.
B.
PEMBELAJARAN
Istilah
pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan
pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa
kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi
segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.
1.
Pengertian pembelajaran menurut kamus bahasa Indonesia
:
Pembelajaran
adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
2. Pengertian pembelajaran
menurut beberapa ahli :
1.
Duffy dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja
melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk
mencapai tujuan kurikulum.
2.
Gagne dan Briggs (1979:3). Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah
suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal.
3. Pembelajaran adalah separangkat tindakan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan
kejadia-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian
intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel,1991)
3. Ciri-Ciri Pembelajaran
Ciri-ciri pembelajaran sebagai
berikut :
1. merupakan upaya sadar dan
disengaja
2. pembelajaran harus membuat siswa
belajar
3. tujuan harus ditetapkan terlebih
dahulu sebelum proses dilaksanakan
4. pelaksanaannya terkendali, baik
isinya, waktu, proses maupun hasilnya
C.
PENGAJARAN
Pengajaran adalah proses,
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu
mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau
dilihatnya). (Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997). Pengajaran adalah
kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa.
Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran
berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan
siswa.
Pemelajar adalah orang yang
melakukan pengajaran.
Pembelajar adalah orang yang
melakukan pembelajaran.
1.
Perbedaan
antara pengajaran dan pembelajaran:
NO
|
Pengajaran
|
Pembelajaran
|
1
|
Dilaksanakan oleh mereka yang
berprofesi sebagai pengajar
|
Dilaksanakan oleh mereka yang dapat
membuat orang belajar
|
2
|
Tujuannya menyampaikan informasi
kepada si belajar
|
Tujuannya agar terjadi belajar pada
diri siswa
|
3
|
Merupakan salah satu penerapan
strategi pembelajaran
|
Merupakan cara untuk mengembangkan
rencana yang terorganisasi untuk keperluan belajar.
|
4
|
Kegiatan belajar berlangsung bila ada
guru atau pengajar
|
Kegiatan belajar dapat berlangsung
dengan atau tanpa hadirnya guru
|
2.
Prinsip Pembelajaran Menurut Gagne Dan Atwi Suparman
Beberapa prinsip pembelajaran
dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan mengadaptasi pemikiran Fillbeck (1974),
sebagai berikut :
1. Respon-respon baru (new
responses) diulang sebagai akibat dari respon yang terjadi sebelumnya.
2. Perilaku tidak hanya dikontrol
oleh akibat dari respon, tetapi juga di bawah pengaruh kondisi atau tanda-tanda
dilingkungan siswa.
3. Perilaku yang timbul oleh
tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak
diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.
4. Belajar yang berbentuk respon
terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang
terbatas pula.
5. Belajar menggeneralisasikan dan
membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks seperti yang
berkenaan dengan pemecahan masalah.
6. Situasi mental siswa untuk menghadapi
pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa selama proses siswa
belajar.
7. Kegiatan belajar yang dibagi
menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik menyelesaikan tiap
langkah, akan membantu siswa.
8. Kebutuhan memecah materi
kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan mewujudkan
dalam suatu model.
9. Keterampilan tingkat tinggi
(kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana.
10. Belajar akan lebih cepat,
efisien, dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang kualitas
penampilannya dan cara meningkatkannya.
11. Perkembangan dan kecepatan
belajar siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat ada yang lebih
lambat.
12. Dengan persiapan, siswa dapat
mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan
menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respon yang benar.
Dalam buku Condition of Learning,
Gagne (1997) mengemukakan sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut:
1. Menarik perhatian (gaining
attention) : hal yang menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu
yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
(informing learner of the objectives) : memberitahukan kemampuan yang
harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.
3. Mengingatkan konsep/prinsip yang
telah dipelajari (stimulating recall or prior learning) : merangsang
ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk
mempelajari materi yang baru.
4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting
the stimulus) : menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah
direncanakan.
5. Memberikan bimbingan belajar (providing
learner guidance) : memberikan pertanyaan-pertanyaan yamng membimbing
proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik.
6. memperoleh kinerja/penampilan
siswa (eliciting performance) ; siswa diminta untuk menunjukkan apa
yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.
7. memberikan balikan (providing
feedback) : memberitahu seberapa jauh ketepatan performance siswa.
8. Menilai hasil belajar (assessing
performance) :memberiytahukan tes/tugas untuk mengetahui seberapa jauh
siswa menguasai tujuan pembelajaran.
ANALISIS
A.
Pengertian Belajar
Menurut
analisis penulis, Belajar merupakan proses yang aktif untuk memahami hal-hal
baru dengan pengetahuan yang kita miliki. Di sini terjadi penyesuaian dari
pengetahuan yang sudah kita miliki dengan pengetahuan baru. Dengan kata lain,
ada tahap evaluasi terhadap informasi yang didapat, apakah pengetahuan yang
kita miliki masih relevan atau kita harus memperbarui pengetahuan kita sesuai
dengan perkembangan zaman.
Sebagaimana
dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan manusia.
Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah
(manners or operation) khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan
hingga tercapai tujuan tertentu. (Rober ,1988, dalam Muhibin,1995). Dalam
pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses.
Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan
psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif
dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya.
Dalam uraian tersebut digambarkan bahwa belajar adalah aktifitas yang berproses
menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.
Ada
banyak bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang ditentukan
oleh kemampuan dan kemauan belajarnya sehingga peradaban manusia itupun
tergantung dari bagaimana manusia belajar. Belajar juga memainkan peranan
penting dalam mempertahankan sekelompok umat manusia di tengah persaingan yang
semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju karena belajar.
Kemajuan
hasil belajar bidang pengetahuan dan teknologi tinggi digunakan untuk membuat
senjata pemusnah sesama manusia. Jadi belajar disamping membawa manfaat namun
dapat juga menjadi mudarat. Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar
namun kegiatan belajar memiliki arti penting yaitu dengan belajar seseorang
dapat mempertahankan dirinya untuk tetap bertahan hidup dari segala macam
gangguan baik yang datang dari dalam dirinya maupun juga yang datang dari luar
dirinya.
B. Pembelajaran dan Pengajaran
Proses
pembelajaran dialami setiap orang sepanjang hayat serta dapat berlaku di
manapun dan kapanpun. Pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih
baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Pada dasarnya Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
walaupun mempunyai konotasi
yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar supaya peserta
didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu
objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan
sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta
didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi
antara guru dengan peserta didik. Di dalam pembelajaran dapat berlangsung
dengan atau tanpa hadirnya guru.
Dalam
proses belajar terdapat komponen pendukung yang dapat mendorong tercapainya
tujuan utama dari proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan
perilaku. Proses belajar dapat terjadi baik secara alamiah maupun direkayasa.
Proses balajar secara alamiah biasanya terjadi pada kegiatan yang umumya
dilakukan oleh setiap orang dan kegiatan belajar ini tidak direncanakan.
Sedangkan proses belajar yang direkayasa merupakan proses belajar yang memiliki
sistematika yang jelas dan telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan
yang diinginkan. Dalam proses ini metode yang digunakan disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini proses belajar yang direkayasa yang
lebih memungkinkan tercapainya perubahan perilaku karena ada rancangan yang
berisi metode dan alat pendukung.
Dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran harus dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar pada peserta didik. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Oleh karena itu kegiatan
pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada pengajar, khususnya siswa
agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara professional. Kegiatan
pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa secara
berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. Penentuan urutan kegiatan
pembelajaran harus sesuai dengan kirarki konsep materi pembelajaran, dan
rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsure
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan
siswa dan materi.
Dalam
melaksanakan pembelajaran, agar dicapai hasil yang lebih optimal perlu
diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran dibangun atas
dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori psikologi terutama teori belajar
dan hasil-hasil penelitian dalam pembelajaran. Prinsip pembelajaran bila
diterapkan dalam proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran akan
diperoleh hasil yang lebih optimal. Oleh karena itu untuk mencapai kegiatan
pembelajaran yang efektif dan efisien, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip
pembelajaran yang dikemukakan oleh Gagne dan Atwi Suparman.
Pembelajaran
yang efektif dan bermakna dapat dilakukan dengan prosedur pemanasan dan
apersepsi, eksplorasi, konsolidaesi pembelajaran, pembentukan kompetensi; sikap
dan perilaku, penilaian formatif.
Pada
dasarnya prinsip-prinsip belajar adalah perhatian, motivasi, keaktifan siswa,
keterlibatan langsung, pengulangan belajar, materi belajar yang merangsang dan
menantang, penguatan kepada siswa dan aspek psikologi lain.
Perhatian,
dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah perhatian. Sebelum
pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian siswa agar siswa
berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.
Motivasi,
Jika perhatian siswa sudah terpusat maka langkah guru selanjutnya memotivasi
siswa. Walaupun siswa udah termotivasi dengan kegiatan awal saat guru
mengkondisikan agar perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran yang sedang
berlangsung. Namun guru wajib membangun motivasi sepanjang proses belajar dan
pembelajaran berlangsung agar siswa dapa mengikuti pelajaran dengan baik.
Keaktifan
siswa, Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses belajar dan
pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang
disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung. Dalam hal ini guru perlu
menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas siswa.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Belajar adalah
suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya
baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Adapun Ciri-ciri belajar adalah
sebagai berikut :
1. Adanya kemampuan baru atau
perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung
sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi
begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi
dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata
disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit
atau pengaruh obat-obatan.
Pembelajaran adalah kegiatan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan
perilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Jenis-jenis belajar menurut Robert
M. Gagne :
1. Belajar isyarat (signal
learning).
2. Belajar stimulus respon.
3. Belajar merantaikan (chaining).
4. Belajar asosiasi verbal (verbal
Association).
5. Belajar membedakan
(discrimination
6. Belajar konsep (concept
learning).
7. Belajar dalil (rule learning).
8. Belajar memecahkan masalah
(problem solving).
Jenis-jenis belajar menurut
Benyamin S. Bloom :
1. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif).
2. Affective Domain (Kawasan afektif).
3. Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik).
Jenis-jenis belajar penggabungan
dari tiga ahli (A. De Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren) :
1. Belajar Arti
Kata-kata.
2. Belajar
Kognitif.
3. Belajar
Menghafal.
4. Belajar
Teoritis.
5. Belajar Konsep.
6. Belajar Kaidah
7. Belajar
Berpikir
Prinsip-prinsip
belajar menurut Gagne :
1. Menarik perhatian (gaining attention)
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing
learner of the objectives)
3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah
dipelajari (stimulating recall or prior learning)
4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting
the stimulus)
5. Memberikan bimbingan belajar (providing
learner guidance)
6. memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting
performance)
7. memberikan balikan (providing
feedback)
8. Menilai hasil belajar (assessing
performance)
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing
retention and transfer
DAFTAR PUSTAKA
AM, juhri. 2009. Landasan
dan wawasan pendidikan suatu pendekatan kompetensi guru.
Metro : Um metro press
Hutasoit, nella. 2011. Penegrtian belajar. (online). (http://nellahutasoit.wordpress.com/2011/11/18/pengertian-belajar/#more-145, diakses pada 28 oktober 2012).
Joegolan. 2009. Pengertian belajar. (online). http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/pengertian-belajar/,
diakses pada 28 oktober 2012).
0 Response to "Makalah Pengantar Pendidikan: Belajar, Pengajaran, dan Pembelajaran"
Post a Comment